1.Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu
aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad
ke 16 sampai abad ke 18 di Eropa Barat. Pada awal abad ke 16 beberapa kota
yang relatif besar mulai bermunculan seperti London, Paris dan Napoli. Di
kota-kota itu produk untuk keperluan mulai dibuat oleh pengrajin, seperti
alat rumah tangga, alat-alat dapur, gerabah dan pakaian jadi.
Periode ini menandai kemunculan masyarakat Pasar.
Pada dasarnya merkantilime adalah
sebuah tahap dalam perkembangan sejarah kebijakan ekonomi, sebuah sistem tentang
kebijakan ekonomi yang banyak dipraktekkan oleh banyak bangsawan Eropa dalam
rangka menjamin kesatuan politik dan kekuatan nasional. Merkantilis
sendiri dapat dibedakan antara kelompok bullionist dan merkantilist
murni. Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok
merkantilist murni, Ide dasarnya sebenarnya sama, yaitu berusaha mencapai
kemakmuran negara, yang membedakan adalah usaha untuk mencapai kemakmuran
tersebut
Kelompok Bullionist, yang
dipelopori oleh Gerald Malynes, mengaitkan kemakmuran negara dengan banyaknya
logam mulia, semakin besar stok logam mulia di dalam negeri mencerminkan
kemakmuran, kekuasaan dan kemegahan. Oleh karena itu kebijakan dalam
perdagangan adalah mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali logam mulia dan
melarang impor dengan ketat, kecuali logam mulia, sehingga apabila terdapat
surplus ekspor, maka surplus ekspor ini akan dibayar dengan logam mulia. Menjual
barang ke luar negeri selalu lebih baik dari membeli barang dari negara lain,
karena menjual barang dari negara lain akan dibayar dengan logam mulia sedangkan
membeli barang dari negara lain akan mengurangi logam mulia.
Sedangkan golongan merkantilis
murni, hal yang paling menonjol adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang
rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong
kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga
barang juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila
jumlah uang beredar meningkat. Agar uang yang berupa logam mulia dapat
diperbanyak maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan
internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca
perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade).
Surplus ekspor dapat menambah logam mulia, dan dengan masuknya logam mulai maka
negara akan menjadi makmur dan kuat.
Pada intinya, ide pokok kelompok
merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a. Suatu negara akan
makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
b.
Surplus yang
diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar
dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor
netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
c.
Pada waktu itu
logam mulia
digunakan
sebagai
alat
pemba-yaran,sehingga negara yang memiliki
logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat
d.
Logam
mulia
yang
banyak
tersebut
dapat
digunakan
untuk membiayai armada perang guna memperluas
perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
e.
Penggunaan
kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti dengan
kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia
Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis
Aspek-Aspek Politik Merkantilisme :
1. Ekonomi : Berupaya mendapatkan emas sebanyak-banyaknya.
2. Tariff : pembatasan impor dengan tarif tinggi untuk barang dari negara lain.
3. Industri : Menggalakkan industri barang jadi untuk mengingkatkan ekspor.
4. Perkapalan : Act of Navigation sangat membantu perkapalan Inggris.
5. Penduduk : Meningkatkan jumlah penduduk agar bisa meningkatkan jumlah output produk Industri.
6. Kolonial : Negara daerah jajahan dipergunakan sebagai penjual hasil dan laveransi bahan dasar.
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis
Aspek-Aspek Politik Merkantilisme :
1. Ekonomi : Berupaya mendapatkan emas sebanyak-banyaknya.
2. Tariff : pembatasan impor dengan tarif tinggi untuk barang dari negara lain.
3. Industri : Menggalakkan industri barang jadi untuk mengingkatkan ekspor.
4. Perkapalan : Act of Navigation sangat membantu perkapalan Inggris.
5. Penduduk : Meningkatkan jumlah penduduk agar bisa meningkatkan jumlah output produk Industri.
6. Kolonial : Negara daerah jajahan dipergunakan sebagai penjual hasil dan laveransi bahan dasar.
2.Liberalisme
Teori
liberalisme ekonomi hadir akibat terfokusnya permasalahan pengaturan
ekonomi yang hanya terpusat dan mendominasi dalam negara Eropa antara
abad keenambelasaan dan ketujuhbelasaan, yang dilakukan oleh kaum
merkantilisme dengan teori dan kebijakan men-subordinatkan ekonomi pada
politik. Dimana hal ini dipelopori oleh Adam Smith (1723-1790) yang
kemudian dikenal sebagai bapak liberalisme ekonomi. Ia yakin bahwa pasar
cenderung meluas secara spontan dalam memenuhi kebutuhan manusia, dan
dalam hal ini pemerintah tidak boleh ikut campur. Sesuai dengan teori
liberalisme yang yakin terhadap kemajuan dan adanya keuntungan timbal
balik, bukan hanya itu Smith pun menambahkan beberapa komponen lainnya
dalan pemikiran liberal yang cukup pening yakni mengenai pasar merupakan
sumber utama kemajuan,
kerjasama, dan kesejahteraan. Sedangkan keikutsertaan pemerintah dan
politik hal sebaliknya tidak ekonomis, kemunduran dan dapat menyebabkan
konflik (Giplin 1987:30).
Ekonomi
liberal disebut sebagai “Doktrin dan serangkaian prinsip dalam
mengorganisasi dan mengatur pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
individu”. Ekonomi liberal didasrkan pada pemikiran bahwa jika pasar
ekonomi dibiarkan sendiri, maka pasar akan berjalan secara spontan
berdasarkan pada mekanisme atau hukumnya sendiri. Hukum ini dianggap
melekat dalam proses produksi ekonomi dan perdagangan.
Teori
ini sependapat dengan pendapat David Ricardo (1777-1823) bahwa
perdagangan bebas yaitu aktivitas komersial yang dijalankan secara bebas
dari perbatasan nasional sehingga akna membawa keuntungan bagi setiap
individu yang berpartisipasi karena perdagangan bebas akan menghasilkan
spesialisasi yang mampu meningkatkan efisiensi dan mengakibatkan
meningkatnya produktivitas.
3. Strukturalisme
Strukturalisme berakar pada pemikiran Karl Marx akhir atau Neo-Klasik yang banyak bernaung pada organisasi dibawah gerakan Kiri Baru (New Left). Terdapat dua unsur dalam pemikiran Marx yang sangat berpengaruh terhadap pendekatan ini. Pertama, ramalannya mengenai runtuhnya kapitalisme yang tidak terelakan. Kedua, etika humanis yang meyakini bahwa manusia pada hakikatnya baik, dan dalam keadaan tertentu yang menguntungkan akan dapat membebaskan diri dari lembaga-lembaga yang menindas, menghina dan menyesatkan.
Strukturalisme lahir dari pemikiran Marx dengan menempatkan keterkaitan antara ekonomi dengan politik sebagai elemen terpenting dalam melihat segala hal dalam hubungannya untuk mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan politik itu sendiri dengan harapan untuk menciptakan keadilan bagi seluruh kelas. Terdapat tiga pokok dari ajaran Marx mengenai stukturalisme yaitu mengenai kelas-kelas sosial yang terbagi antara kaum borjuis (kaum pemilik modal) dan kaum proletar (kaum tertindas:buruh dan petani), mengenai model produksi (pengaturan perekonomian dan hubungan ekonomi) yang dimana membentuk dasar materi bagi masyarakat yang didasarkan pada produksi barang dan jasa manufaktur secara besar-besar sebagai prinsip utama Kapitalisme, dan teori nilai pekerja yang mengatakan bahwa upah buruh tidak sesuai dengan nilai barang yang diproduksi (menurut Marx nilai barang terbentuk oleh nilai guna, nilai tukar, dan nilai tambah).
Strukturalisme dianggap sebagai kritikan terhadap realisme dan liberalisme dengan tujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil karena kelahiran kapitalisme telah menciptakan tatapan yang tidak adil, dan hubungan ekonomi global yang sekarang ini merupakan rancangan sedemikian rupa untuk menguntungkan kelas-kelas sosial tertentu sehingga menciptakan kelas-kelas sosial yang dimana dalam perspektif strukturalisme hal ini harus dihapuskan. Walaupun Strukturalisme dianggap sebagai kritikan terhadap realisme dan liberalisme, ketiga perspektif ini memiliki berbagai persamaan seperti kesamaan antara strukturalisme dengan realisme yaitu terdapatnya konflik, namun letak konfliknya berbeda dimana dalam realisme konflik diciptakan karena “conventional state to state” (bentrokan kepentingan antar negara), sedangkan dalam strukturalisme konflik diciptakan karena adanya perebutan sumber daya alam. Strukturalisme memiliki persamaan dengan liberalisme karena sama-sama mengakui adanya aktor non-negara, namun strukturalisme memandangan institusi internasional sebagai kaki-tangan kapitalisme.
Point-Point Penting Strukturalisme
- Karakteristik Hubungan Internasional sangat dibentuk oleh struktur perekonomian dunia yang kapitalistik.
- Politik Internasional dibentuk atau ditentukan oleh faktor-faktor ekonomi.
- Aktor utama dalam Hubungan Internasional adalah negara dan aktor non-negara.
- Negara lebih mencerminkan kepentingan kelas-kelas dominan daripada kepentingan nasional murni.
- Kapitalisme adalah suatu tatanan sosial dan ekonomi yang tidak adil sehingga menghasilkan konflik dan ketidakharmonisan.
- Kapitalisme ditandai dengan kontradiksi-kontradiksi internal dan merupakan sasaran bagi krisis periodik.
- Negara-negara yang lebih miskin mempunyai hanya sedikit kemungkinan untuk meningkatkan posisi mereka, seolah-olah menyepelekan perjuangan negara-negara tersebut untuk mengatasi tekanan dari dunia (tekanan dari dunia kapitalisme).
- Strukturalisme mampu untuk menjabarkan kejahatan kapitalisme internasional, namun tidak memiliki cara untuk mengubah tatanan tersebut.
- Segala sesuatu dijelaskan berdasarkan kelas sosial, sehingga mengesampingkan berbagai fenomena (perang, krisis ekonomi, kesenjangan, dan aspek-aspek indentitas: gender, etnisitas, dan identitas lainnya).
- Strukturalisme secara emplisit menyakatakan bahwa akhir dari sejarah adalah sosialisme (sesuai dengan tesis Karl Marx dalam Historical Materialism) yang merupakan suatu hal yang sangat jauh dari kenyataan karena tidak melihat dinamika perubahan sejarah dan sosial.
Setelah saya pahami , saya setuju dengan paham Liberalis , dikarenakan
Di dalam liberalism menumbuhkan kreasi
masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Lalu, setiap individu bebas
memiliki hak partisipasi dalam perekonomian.
Andrew
1701361756
Andrew
1701361756
Sumber :
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4216/2.htm
http://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-merkantilisme-serta-aspek-politik-mercantilism-sejarah-dunia.html
http://politik.kompasiana.com/2012/05/22/liberalisme-ekonomi-464974.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_liberal
http://felixsharieff.wordpress.com/2010/01/28/perspektif-hubungan-internasional-strukturalisme/
No comments:
Post a Comment