Tuesday, May 27, 2014

Tahap Kedua Video Project


Pada postingan blog kali ini saya akan membicarakan tantang hambatan-hambatan yang muncul pada saat pembuatan video project kami. Bisa dibilang kelompok kami agak telat dalam pengerjaan video project ini, karena pada saat kelompok lain sudah mulai berdiskusi dan membicarakan tentang kelompoknya, kelompok kami masih belum. Masing-masing dari kami juga mempunyai kesibukan/urusan yang berbeda-beda yang membuat kami agak sulit untuk bertemu dan berdiskusi maka dari itu kami hanya berdiskusi melalui sosial media.

Sejauh ini kelompok kami masih belum mewawancarai siapa pun. Maka pada tahapan ini kami berencana untuk mewawancarai orang-orang sekitar dan bertanya apa pendapat mereka tentang UKM dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang tidak akan saya sebutkan disini. Wawancara tesebut rencananya akan kami lakukan pada hari Rabu, 28 Mei 2014. Kami berharap semoga wawancara tersebut akan berjalan dengan lancar dan akan mempermudah pengerjaan project kami agar project tersebut segera terselesaikan. 

Fitri Rosvianti
1701361636

Obstacles in our project

Good evening,

Tonight I will share another experience in our video-making process. Talking about difficulties and obstacles in doing this project, of course, is totally unavoidable. There must be some obstacles for us in doing this project. First, is the time management. Last week, while everybody already started their video planning and discussed about it, our group still had to do the summary and presentation. The other group already send the email to mbak Mutti to ask for the permission letter/covering letter, we haven't done it yet. But thankfully, when I immediately send the letter at the end of the week which is on Sunday, I already got the reply from mbak Mutti on Monday. So, our letter is ready now!. Hope that we are able to interview some people in the Ministry of small-medium enterprises though we haven't decide when to go there. 

Another obstacles are, sometimes we are indecisive and sometimes one of us are not cooperative enough to work. However, now we already start to plan the schedule to interview the general public first, asking their opinion about our topic. Because we try to present the public view about our topic. For the case studies and IPE perspectives, unfortunately we haven't think about it yet, but I guess we will use liberalism and mercantilism perspectives in explaining our topic. Specifically the relations between free trade, government and small medium enterprises itself. 

We haven't done any interview, but tomorrow, on Wednesday we plan to interview some people before attending the campus event in @america. Hope that we will get some clips tomorrow. Goodnight!

Dania S. Hardiani
1701359884

Tuesday, May 20, 2014

Tahap Awal Video Poject


Pada postingan blog kali ini saya akan membicarakan tentang video project kelompok kami, yang terdiri dari saya Fitri, Dania, Andrew, dan Vandra. Topik video yang kami dapatkan yaitu Small Medium Enterprises atau yang sering disebut juga Usaha Kecil Menengah. Usaha Kecil Menengah (UKM) itu sendiri merupakan sektor yang sangat menarik untuk dibahas karena menjadi perhatian penting bagi banyak pemerintah diberbagai negara. UKM juga merupakan salah satu yang penting bagi Indonesia guna untuk dapat menguasai pasar bebas di tahun-tahun yang akan datang.
Dari topik yang kami ambil tersebut, kami akan membuat sebuah video yang akan dilakukan secara bertahap agar hasilnya baik. Pada tahap awal ini, kami masih belum menghubungi orang-orang yang terkait / yang akan membantu kami nantinya. Nah maka dari itu, pada tahap awal dalam pengerjaan video project kami ini masih pada tahap perencanaan. Kami masih merencanakan apa yang nantinya akan kami lakukan agar video yang akan kami buat menjadi video yang menarik.


Fitri Rosvianti
1701361636

Video project

Good Afternoon

I will share a few things about the process of making a video project for International trade and business subject. My group mates are Fitri, Vandra and Andrew. Our topic for this video is "Small and Medium Industries". In my personal opinion, this topic is about those small-medium industries that generally unable to compete with the existing/big industries. Moreover with the international economic market. Due to the booming activities of free trade nowadays, we will examine these small industries and how they are affected by the free trade activities, foreign products and also figure out about what kind of government intervention needed in this case.

 Our first step in this video-making project is basically about planning. We try to find out what are the fundamental aspects and points in our topic. What can be considered as small and medium industries and what are the relevant examples. After we know real examples of these industries, we will observe it. Once we know in details about our topic, then we will plan to contact the officials or related people to gather information and further explanation to help us.

Dania S. Hardiani
1701359884

Wednesday, May 14, 2014

Jika saya menjadi Menteri perdagangan Indonesia .......

Pertama-tama : Teori Hecksher-Ohlin (H-0) adalah salah satu landasan teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional adalah gagasan yang menyatakan bahwa sumber utama perdagangan unternasional adalah adanya perdagangan antara dua negara. Teori ini dikembangkan oleh Eli Heckscker dan Bertil Ohlin , teori ini mengemukakan bahwa suatu negara akan mengekspor komoditi yang didalam proses produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang relatif melimpah dan murah, dan dalam waktu bersamaan akan mengimpor komoditi yang produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang relatif langka dan mahal di negara tersebut.

Dalam teori H-0 ditelaah sebab-sebab munculnya keunggulan komparatif bagi setiap negara dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya hubungan dagang terhadap pendapatan faktor produksi di kedua negara yang bersangkutan. Menurut H-0, perbedaan kelimpahan faktor produksi menjadi penentu keunggulan komparatif bagi masing-masing negara yang selanjutnya akan menjadi landasan berlangsungnya perdagangan.

Barang yang akan menjadi sumber "makan" bagi negara saya tercinta adalah BATIK , kenapa ? karna batik adalah warisan budaya yang sangat tiddak patut untuk di lupakan apalagi sampai jatuh dan di jadikan "hak milik" oleh negara lain , disampin itu batik sangat lah membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan tidak bisa sembarangan orang "melahirkan" batik (sesuai dengan labour-intensive) .

Kedua:
saya akan memiliih sepeda fixie (fixed gear)
1.mengenalkan kepada masyarakat luas apa itu sepeda fixie , kegunaan , keuntungan memiliki DLL. 

2. konsumen (anak muda) mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar . selain itu juga peningkatan barang yang ada di pasar di barengi dengan menjadi trend di kalangan anak muda.

3.titik jenuh sudah dirasakan konnsumen sehingga minat pada konsumen baik yang belum memiliki sepeda fixie maupun yang sudah memiliki menjadi berkurang perlahan .

4.produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.


Andrew
1701361756


sumber referensi :
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18240
http://desrylou.blogspot.com/2010/12/teori-heckscher-ohlin.html
http://erna-maryani.blogspot.com/2012/12/about-teori-product-life-cycle_17.html

Tuesday, May 13, 2014

Suppose you are Indonesia Minister of Trade, analyse Indonesia trade pattern using H-O theory. Pick one industry and analyse the cycle using Product Life-Cycle

According to trade pattern of H-O theory, Indonesia can be considered to be labour-intensive country because there are a lot of industries in indonesia that using labour to produce their goods instead of capital. As for example the textiles and footwear manufacturing industry that require more labour than capital due to the complicated process of making those goods. So, human skill is needed in producing these goods. In the case of original batik textiles from Indonesia, it is made manually using human skill/labour, so it can be said as labour intensive industry or has the factor endowment in labour.

As an Indonesia minister of trade, I will probably export textiles and footwear because in producing those goods, such industry use abundant factors of production in Indonesia, which is labour. Thus, it will have lower cost of production and lead to cheaper price, and cheaper price makes the demand higher and therefore it is better for us to export these goods.

Still referring to H-0 theory, Indonesia then should import goods from a capital-intensive country like Japan with its cars and electronic appliances. Because it will be more expensive for Indonesia if they try to produce these goods by themselves than to import it, due to the lack of capital. So, that is why Indonesia would be better if they import these goods. As the H-O model demonstrate, countries will export products that use their abundant and cheap factor(s) of production and import products that use the countries' scarce factor(s).

I will pick shoes manufacturing industry in Indonesia in analyzing the Product Cycle Life. First stage is product's production in which the product is newly produced, launched and introduced to the consumers, in this case the shoes ,take for example the running shoes. Once the consumer already recognize the existence of the product, they will be familiar and the product will enter the second stage of growth in which the producer will start to gain revenue from the sales until it reached the maturity stage and get maximum profit of the shoes and perhaps starting to plan a new product/differentiate it. And lastly, the shoes will enter the decline stage, it might happen when there is other competitor, or the product is simply not demanded anymore.

Dania Siti Hardiani Hamdan
1701359884

Sources :
http://en.wikipedia.org/wiki/Heckscher%E2%80%93Ohlin_model
http://en.wikipedia.org/wiki/Heckscher%E2%80%93Ohlin_theorem
https://www.google.com/search?q=product+life+cycle+stages&oq=prod&aqs=chrome.2.69i57j0l2j69i60j0l2.3734j0j7&sourceid=chrome&es_sm=91&ie=UTF-8

Teori Heckscher-Ohlin dan Teori Product Life-Cycle

Pada postingan blog kali ini saya akan membahas tentang Teori Heckscher-Ohlin (H-O) dan Teori Product Life-Cycle. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

Menurut teori H-O juga adanya hubungan perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara, selain disebabkan oleh perbedaan produktivitas tenaga kerja juga disebabkan oleh adanya perbedaan karunia sumber daya, atau variasi dalam kepemilikan sumber daya di negara yang satu dengan yang di miliki oleh negara lain.


Salah satu contoh mengenai perbedaan kepemilikan sumber daya dapat dilihat pada pola perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat. Selama ini Kanada mengekspor hasil-hasil hutan ke Amerika Serikat tidak berarti bahwa tenaga kerja pada sektor kehutanan di Kanada lebih produktif dibanding tenaga kerja Amerika Serikat, akan tetapi karena jumlah penduduk Kanada yang relatif sedikit mempunyai hutan per kapita yang lebih luas dari pada Amerika Serikat. Dengan kelimpahan sumber daya hutan, maka Kanada lebih produktif dalam menghasilkan kayu. Gagasan yang menyatakan bahwa sumber utama perdagangan internasional adalah adanya perbedaan karunia sumber antarnegara merupakan salah satu landasan teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional, khususnya teori H-O. Oleh karena teori   H-O menekankan saling keterkaitan antara perbedaan proporsi penggunaannya dalam memproduksi berbagai macam barang, maka teori tersebut seringjkali disebut sebagai teori proporsi faktor (factor proportion theory).

Setelah itu ada Teori Product Life Cycle atau yang biasa disebut Teori Siklus Kehidupan Produk. Penggunaan model Siklus Kehidupan Produk dalam teori perdagangan intemasional atau yang disebut Teori Product Life Cycle, dikemukakan oleh Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Investment and International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten years After (1981). Nah, Teori Product Life-Cycle merupakan suatu yang sederhana tetapi sangat bermanfaat untuk menganalisis kondisi sebuah produk dan strategi-strategi apa yang nantinya akan diterapkan pada setiap kondisi yang dialami sebuah produk.

Siklus Hidup Sebuah produk dalam pemasaran itu sendiri mempunyai empat tahapan, antara lain :
1. Introductions alias tahap perkenalan, ini merupakan tahap awal setelah perusahaan hendak menjual sebuah produk baru.
2. Growth alias perkembangan, produk yang tadinya baru diluncurkan sudah mulai dikenal oleh banyak orang, penjualannya pun mulai meningkat karena banyaknya permintaan.
3.  Mature alias matang, ibarat mangga udah matang kalau tidak segera di petik bentar lagi malah busuk di pohon, malah kadang emang yang mateng gak di petik karena orang sudah berubah selera suka sama yang mengkel-mengkel (kaya siapa yah suka sama yang mengkel-mengekel?)
4. Decline alias kemerosotan, mangga yang tadi gak buru-buru dipetik sekarang akhirnya busuk. Harusnya sebelum mangga yang mateng tadi, jika yang punya pohon sudah mengetahui bahwa selera pasar berubah menjadi menyukai mangga sekel, maka seharusnya pemilik pohon memetik mangga mateng dan mengubahnya menjadi produk lain dengan insting inovasinya, bisa dijadikan jus, selai, atau apa gitu.

Nah, intinya pada saat mangga sudah mulai matang, insting inovasilah yang bermain disini. Setiap kondisi mengharuskan kita menggunakan strategi pemasaran yang berbeda, kita dapat mengacu kepada teori-teori pemasaran yang ada, atau dengan menggunakan insting pemasaran kita.


Fitri Rosvianti
1701361636


Sumber:
http://ok-review.com/pengertian-teori-faktor-proporsi-dari-heckscher-ohlin/
http://www.ekomarwanto.com/201208/daur-hidup-produk-product-life-cycle.html