Tuesday, June 3, 2014

Video Project (Third) + GSLC

Perusahaan multinasional (MNC) adalah sebuah perusahaan internasional atau transnasional yang sebenearnya memiliki kantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara , baik negara maju dan maupun berkembang. Contohnya saja Coca-Cola,Philips, Volkswagen. Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaan multinasional berdasarkan keuntungan untuk mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasi asing. Perusahaan mengglobalisasikan kegiatan mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri-negara mereka dan melayani pasar luar negeri secara langsung. Menjaga kegiatan asing dalam struktur perusahaan memungkinkan perusahaan menghindari biaya yang melekat oleh perantara, dengan entitas yang terpisah sambil memanfaatkan pengetahuan perusahaan mereka sendiri..
Karena jangkauan internasional dan mobilitas, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.


Dan tahap ke-tiga project kami adalah mewawancarai ahli Hubungan Internasional. Karena terkait satu-dua hal. pada hari Senin, 2 Juni 2014 kami memutuskan untuk mewawancarai seorang owner dari sebuah barber shop di daerah Jakarta Barat yang bernama Ipoel. jawaban kami tanpa ragu dia jawab dan dia merupakan orang yang sangat ramah. segan pun muncul dalam diri kami terhadap beliau. bagaikan petir menyambar kami bahwa keesokan harinya kami dapat langsung mewawancarai Bapak Taufik yang menjabat sebagai seorang
ahli Hubungan Internasional didalam Kementrian Koprasi dan Usaha Kecil Menengah. hal ini semakin membawa kami kedalam hal yang baru dan realistis untuk project kami kedepannya.

Andrew 
1701361756

Video Project (second)

Hambatan dan rintangan haruslah kami jalani , bukan hanya dalam video ini tetapi hidup pun penuh dengan tantangan. Tanpa tantangan hidup anda takkan berarti, bukan? oleh karena itu tantangan memberi video kami lebih berarti. Saat kelompok lain mulai meng"eksekusi" kelompok kami masi berpikir keras. Tugas yang menumpuk adalah penghalang utama bagi kami sekelompok. 

Mungkin ditahap selanjutnya kami akan mulai mewawancarai sipil untuk menguras informasi yang mereka punya tentang pendapat dan stigma mereka terhadap UKM. Harap kami hanya satu, wawancara akan berjalan dengan harmonis dan membantu kami dalam proses kedepannya. 

Andrew
1701361756

Video project (first)

Kelompok kami yaitu kelompok 12 mendapati tugas untuk UAS kami yaitu video project , yang bertemakan Small Medium Enterprises atau yang sering disebut juga Usaha Kecil Menengah. kelompok kami beranggotakan Saya Andrew , Vandra , Dania , Fitri. UKM adalah fenomena ekonomi Indonesia yang dimana dalam prosesnya berkembang dan meluap. Profesionalitas adalah visi kami dalam menjalankan video project ini. 


Pada tahap ini, kami akan mencari narasumber yang bisa kami "korek" dengan tepat informasinya untuk kedepannya. Perencanaan adalah tahap awal kami. Doa kan kami agar profesionalitas tetap menjadi subjek utama kami.

Another process of Video-making

Our group had finally done an interview. Based on our topic about SMEs, we choose a small barbershop in West Jakarta to be our target to represent the small enterprise. The interview process was going well because the respondent was really cooperative and friendly. The respondent is the owner of this small barbershop named “Jazcut” , his name is Ipul. Ipul was very open to us. We discussed a lot about small businesses and we got a lot of information. After that, we had a consultation with our lecturer, ms. Ratih and we understand more about what exactly we are going to present in our video project.

The next day, we visited the Ministry of Small Medium Enterprises in order to make an appointment with their staff first. However, fortunately, the staff was available at that time, so we just directly went to his office to begin the interview process with this person named Mr. Taufiq. He is the head of International Relations section of this ministry. He was very nice and intelligent. We got a lot of information from him related to our topic. Our questions are also answered perfectly by him. He's so professional.

With Mr. Taufiq (Staf ahli Hubungan Internasional Kementrian Koperasi dan UKM)

In my personal opinion, I like this project because I can explore more about the information of SMEs and I can meet new people and expand my networking. I can also know about the people experiences who owned the SME. I am able to know the point of view of the government by visiting the Ministry. To be honest, it's awesome for me to have a discussion about something with the expert. However, other than those fun, knowledgeable, and memorable experiences, this project is time-consuming for me because our group have to search for many references, resources and respondents and also editing the video. If we do not have a good time management, it's harder for us to produce maximum result. Moreover, as an International Relations student, we already had plenty assignments to do, so we probably have limited time.

But overall, this project is really useful for us to understand better about these economic phenomenon in details. Hope that our group will have the best video!:). 

-Dania

Multinational Corporations (MNCs) and The State

MNCs are interrelated to the state, their relationship may varied from positive to negative. In  this context, it will discuss about their relationship within the context of the home and host country where the MNCs are operated.

The home country of MNCs will get benefit, because MNCs contribute to the overall production, revenue, and GDP growth of the state. As for example, US multinationals corporations accounted for 23 percent of US private sector GDP (or value added) in 2007. They contributed 31 percent of the growth in real GDP and 41 percent of US gains in labor productivity since 1990. The larger the company, the higher the tax rates, especially when the country adapt a progressive tax system. The more income a MNC get, the more taxes they have to pay. Therefore the state will gain more revenue from taxes.

While MNCs in the host country will contribute to reduce the number of unemployment by employing many people. Other than that, MNCs will increase the consumption of the people in the host country due to their more attractive products than the domestic. However, sometimes because of this domination of MNCs in the host country, the other domestic industries, especially infant industries, will seek protection from the state to limit the power of MNCs through protectionism.

If we refer to a real life MNC, one of the example is McDonald's franchise. The McDonald's Corporation is the world's largest chain of fast foods restaurant, serving around 68 million customers daily in 119 countries across 35,000 outlets.. Their origin headquarter is in United States, and they also contribute to the growth of real GDP of US as mentioned in the previous paragraph. And when they set up their businesses all over the world, like for example in Indonesia, they require labour from the local people, so it creates job opportunity for indonesian people as well. Thus, it leads to more employment.

So, perhaps the MNCs tend to create more positive impacts for the home and host country rather than negative impacts. This can be proved by their contributions that indirectly strengthen the economy of both countries.

Dania S. Hardiani
170135984


http://www.mckinsey.com/insights/americas/growth_and_competitiveness_in_us

http://en.wikipedia.org/wiki/McDonald's

Monday, June 2, 2014

GSLC & Tahap Ketiga Video Project

Dalam postingan blog kali ini saya akan membahas tentang Multinational Corporation (MNC) dan juga proses video project kelompok, yaitu kelompok 12. Pertama saya akan membahas tentang Multinational Corporation (MNC) atau yang sering disebut juga Perusahaan Multinasional.

Terkait dengan adanya globalisasi perdagangan dan perkembangan perekonomian dunia, MNC menjadi fenomena yang dominan dalam hubungan internasional akhir-akhir ini. Dalam hal perekonomian suatu negara, MNC menjadi pengaruh yang signifikan sebab keberadaan MNC itu sendiri dalam suatu negara menjadi salah satu penyumbang pajak tertinggi bagi pendapatan suatu negara dan juga sekaligus bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. MNC adalah suatu bentuk korporasi baru yang tidak dapat di hindari sebagai sebuah konsekuensi logis dari adanya globalisasi itu sendiri. MNC merupakan wujud dari perdagangan modern dimana profit merupakan orientasi utama dari keberadaan setiap MNC di suatu negara. Pengertian MNC itu sendiri yaitu suatu perusahaan yang bergerak atau beroperasi di luar negerinya sendiri dengan saham yang terdiri dari beberapa negara (lebih dari satu negara). MNC juga bisa diartikan sebagai suatu perusahaan yang berbasis di satu negara (negara induk) akan  tetapi perusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun pemasaran cabang di negara-negara lain (negara cabang).

Suatu negara menjadi host country terhadap MNC yang berkembang di negara tersebut. Bagi host country, MNC dapat memberikan dampak positif dan juga negatif. Dengan adanya MNC di host country, maka negara host country akan mengharapkan bahwa MNC tersebut akan menguntungkan mereka, tetapi host country memilki beberapa keterbatasan, seperti sulitnya mereka dalam mengaplikasikan teknologi yang ditransfer oleh MNC. Host country juga memiliki ancaman untuk dijadikan eksploitasi oleh MNC. Untuk mengendalikan peran MNC di host country ada 2 instrumen power yang dapat digunakan, yaitu Potential Power dan Actual Power. Potential Power adalah kemampuan dasar dari suatu negara untuk mengendalikan apa yang sudah menjadi potensi di negaranya.  Actual Power adalah kemampuan pemerintah host country untuk menjalankan posisi tawarnya terhadap MNC, agar host country diuntungkan dengan adanya MNC. Apabila host country mampu memaksimalkan 2 instrumen power ini, maka host country akan mampu mengatur MNC yang masuk dan dapat diuntungkan oleh kehadiran MNC tersebut.

Selanjutnya saya akan membahas tentang proses video project kelompok kami. Pada tahap ketiga dari proses pembuatan video project, saya dan anggota yang lainnya yaitu Dania dan Andrew berniat untuk mewawancarai seorang ahli Hubungan Internasional. Sebelum kami mewawancarai seorang Staff Ahli Hubungan Internasional tersebut, pada hari Senin, 2 Juni 2014 kami berhasil mewawancarai seorang owner dari sebuah barber shop di daerah Jakarta Barat yang bernama Ipoel. Kami telah mendapatkan jawaban dari beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada owner dari baber shop tersebut mengenai topik kami. Kami cukup senang karena sudah mendapatkan satu orang yang dapat diwawancarai. Kami berniat untuk melakukan wawancara yang selanjutnya dengan seorang Staff Ahli Hubungan Internasional pada hari Jum'at, 6 Juni 2014. Tetapi pada hari Selasa, 3 Juni 2014 yang tepatnya pada hari ini, kami mencoba menghubungi Staff Ahli Hubungan Internasional tersebut untuk membuat janji wawancara dengan beliau. Bersyukurnya kami dapat langsung mewawancarai beliau hari ini. Jadi, kami sudah mendapatkan dua orang yang diwawancara. Lalu selanjutnya kami akan memikirkan isi dan proses pengeditan terhadap video kami. 


Fitri Rosvianti
1701361636

Tuesday, May 27, 2014

Tahap Kedua Video Project


Pada postingan blog kali ini saya akan membicarakan tantang hambatan-hambatan yang muncul pada saat pembuatan video project kami. Bisa dibilang kelompok kami agak telat dalam pengerjaan video project ini, karena pada saat kelompok lain sudah mulai berdiskusi dan membicarakan tentang kelompoknya, kelompok kami masih belum. Masing-masing dari kami juga mempunyai kesibukan/urusan yang berbeda-beda yang membuat kami agak sulit untuk bertemu dan berdiskusi maka dari itu kami hanya berdiskusi melalui sosial media.

Sejauh ini kelompok kami masih belum mewawancarai siapa pun. Maka pada tahapan ini kami berencana untuk mewawancarai orang-orang sekitar dan bertanya apa pendapat mereka tentang UKM dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang tidak akan saya sebutkan disini. Wawancara tesebut rencananya akan kami lakukan pada hari Rabu, 28 Mei 2014. Kami berharap semoga wawancara tersebut akan berjalan dengan lancar dan akan mempermudah pengerjaan project kami agar project tersebut segera terselesaikan. 

Fitri Rosvianti
1701361636

Obstacles in our project

Good evening,

Tonight I will share another experience in our video-making process. Talking about difficulties and obstacles in doing this project, of course, is totally unavoidable. There must be some obstacles for us in doing this project. First, is the time management. Last week, while everybody already started their video planning and discussed about it, our group still had to do the summary and presentation. The other group already send the email to mbak Mutti to ask for the permission letter/covering letter, we haven't done it yet. But thankfully, when I immediately send the letter at the end of the week which is on Sunday, I already got the reply from mbak Mutti on Monday. So, our letter is ready now!. Hope that we are able to interview some people in the Ministry of small-medium enterprises though we haven't decide when to go there. 

Another obstacles are, sometimes we are indecisive and sometimes one of us are not cooperative enough to work. However, now we already start to plan the schedule to interview the general public first, asking their opinion about our topic. Because we try to present the public view about our topic. For the case studies and IPE perspectives, unfortunately we haven't think about it yet, but I guess we will use liberalism and mercantilism perspectives in explaining our topic. Specifically the relations between free trade, government and small medium enterprises itself. 

We haven't done any interview, but tomorrow, on Wednesday we plan to interview some people before attending the campus event in @america. Hope that we will get some clips tomorrow. Goodnight!

Dania S. Hardiani
1701359884

Tuesday, May 20, 2014

Tahap Awal Video Poject


Pada postingan blog kali ini saya akan membicarakan tentang video project kelompok kami, yang terdiri dari saya Fitri, Dania, Andrew, dan Vandra. Topik video yang kami dapatkan yaitu Small Medium Enterprises atau yang sering disebut juga Usaha Kecil Menengah. Usaha Kecil Menengah (UKM) itu sendiri merupakan sektor yang sangat menarik untuk dibahas karena menjadi perhatian penting bagi banyak pemerintah diberbagai negara. UKM juga merupakan salah satu yang penting bagi Indonesia guna untuk dapat menguasai pasar bebas di tahun-tahun yang akan datang.
Dari topik yang kami ambil tersebut, kami akan membuat sebuah video yang akan dilakukan secara bertahap agar hasilnya baik. Pada tahap awal ini, kami masih belum menghubungi orang-orang yang terkait / yang akan membantu kami nantinya. Nah maka dari itu, pada tahap awal dalam pengerjaan video project kami ini masih pada tahap perencanaan. Kami masih merencanakan apa yang nantinya akan kami lakukan agar video yang akan kami buat menjadi video yang menarik.


Fitri Rosvianti
1701361636

Video project

Good Afternoon

I will share a few things about the process of making a video project for International trade and business subject. My group mates are Fitri, Vandra and Andrew. Our topic for this video is "Small and Medium Industries". In my personal opinion, this topic is about those small-medium industries that generally unable to compete with the existing/big industries. Moreover with the international economic market. Due to the booming activities of free trade nowadays, we will examine these small industries and how they are affected by the free trade activities, foreign products and also figure out about what kind of government intervention needed in this case.

 Our first step in this video-making project is basically about planning. We try to find out what are the fundamental aspects and points in our topic. What can be considered as small and medium industries and what are the relevant examples. After we know real examples of these industries, we will observe it. Once we know in details about our topic, then we will plan to contact the officials or related people to gather information and further explanation to help us.

Dania S. Hardiani
1701359884

Wednesday, May 14, 2014

Jika saya menjadi Menteri perdagangan Indonesia .......

Pertama-tama : Teori Hecksher-Ohlin (H-0) adalah salah satu landasan teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional adalah gagasan yang menyatakan bahwa sumber utama perdagangan unternasional adalah adanya perdagangan antara dua negara. Teori ini dikembangkan oleh Eli Heckscker dan Bertil Ohlin , teori ini mengemukakan bahwa suatu negara akan mengekspor komoditi yang didalam proses produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang relatif melimpah dan murah, dan dalam waktu bersamaan akan mengimpor komoditi yang produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang relatif langka dan mahal di negara tersebut.

Dalam teori H-0 ditelaah sebab-sebab munculnya keunggulan komparatif bagi setiap negara dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya hubungan dagang terhadap pendapatan faktor produksi di kedua negara yang bersangkutan. Menurut H-0, perbedaan kelimpahan faktor produksi menjadi penentu keunggulan komparatif bagi masing-masing negara yang selanjutnya akan menjadi landasan berlangsungnya perdagangan.

Barang yang akan menjadi sumber "makan" bagi negara saya tercinta adalah BATIK , kenapa ? karna batik adalah warisan budaya yang sangat tiddak patut untuk di lupakan apalagi sampai jatuh dan di jadikan "hak milik" oleh negara lain , disampin itu batik sangat lah membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan tidak bisa sembarangan orang "melahirkan" batik (sesuai dengan labour-intensive) .

Kedua:
saya akan memiliih sepeda fixie (fixed gear)
1.mengenalkan kepada masyarakat luas apa itu sepeda fixie , kegunaan , keuntungan memiliki DLL. 

2. konsumen (anak muda) mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar . selain itu juga peningkatan barang yang ada di pasar di barengi dengan menjadi trend di kalangan anak muda.

3.titik jenuh sudah dirasakan konnsumen sehingga minat pada konsumen baik yang belum memiliki sepeda fixie maupun yang sudah memiliki menjadi berkurang perlahan .

4.produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.


Andrew
1701361756


sumber referensi :
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18240
http://desrylou.blogspot.com/2010/12/teori-heckscher-ohlin.html
http://erna-maryani.blogspot.com/2012/12/about-teori-product-life-cycle_17.html

Tuesday, May 13, 2014

Suppose you are Indonesia Minister of Trade, analyse Indonesia trade pattern using H-O theory. Pick one industry and analyse the cycle using Product Life-Cycle

According to trade pattern of H-O theory, Indonesia can be considered to be labour-intensive country because there are a lot of industries in indonesia that using labour to produce their goods instead of capital. As for example the textiles and footwear manufacturing industry that require more labour than capital due to the complicated process of making those goods. So, human skill is needed in producing these goods. In the case of original batik textiles from Indonesia, it is made manually using human skill/labour, so it can be said as labour intensive industry or has the factor endowment in labour.

As an Indonesia minister of trade, I will probably export textiles and footwear because in producing those goods, such industry use abundant factors of production in Indonesia, which is labour. Thus, it will have lower cost of production and lead to cheaper price, and cheaper price makes the demand higher and therefore it is better for us to export these goods.

Still referring to H-0 theory, Indonesia then should import goods from a capital-intensive country like Japan with its cars and electronic appliances. Because it will be more expensive for Indonesia if they try to produce these goods by themselves than to import it, due to the lack of capital. So, that is why Indonesia would be better if they import these goods. As the H-O model demonstrate, countries will export products that use their abundant and cheap factor(s) of production and import products that use the countries' scarce factor(s).

I will pick shoes manufacturing industry in Indonesia in analyzing the Product Cycle Life. First stage is product's production in which the product is newly produced, launched and introduced to the consumers, in this case the shoes ,take for example the running shoes. Once the consumer already recognize the existence of the product, they will be familiar and the product will enter the second stage of growth in which the producer will start to gain revenue from the sales until it reached the maturity stage and get maximum profit of the shoes and perhaps starting to plan a new product/differentiate it. And lastly, the shoes will enter the decline stage, it might happen when there is other competitor, or the product is simply not demanded anymore.

Dania Siti Hardiani Hamdan
1701359884

Sources :
http://en.wikipedia.org/wiki/Heckscher%E2%80%93Ohlin_model
http://en.wikipedia.org/wiki/Heckscher%E2%80%93Ohlin_theorem
https://www.google.com/search?q=product+life+cycle+stages&oq=prod&aqs=chrome.2.69i57j0l2j69i60j0l2.3734j0j7&sourceid=chrome&es_sm=91&ie=UTF-8

Teori Heckscher-Ohlin dan Teori Product Life-Cycle

Pada postingan blog kali ini saya akan membahas tentang Teori Heckscher-Ohlin (H-O) dan Teori Product Life-Cycle. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

Menurut teori H-O juga adanya hubungan perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara, selain disebabkan oleh perbedaan produktivitas tenaga kerja juga disebabkan oleh adanya perbedaan karunia sumber daya, atau variasi dalam kepemilikan sumber daya di negara yang satu dengan yang di miliki oleh negara lain.


Salah satu contoh mengenai perbedaan kepemilikan sumber daya dapat dilihat pada pola perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat. Selama ini Kanada mengekspor hasil-hasil hutan ke Amerika Serikat tidak berarti bahwa tenaga kerja pada sektor kehutanan di Kanada lebih produktif dibanding tenaga kerja Amerika Serikat, akan tetapi karena jumlah penduduk Kanada yang relatif sedikit mempunyai hutan per kapita yang lebih luas dari pada Amerika Serikat. Dengan kelimpahan sumber daya hutan, maka Kanada lebih produktif dalam menghasilkan kayu. Gagasan yang menyatakan bahwa sumber utama perdagangan internasional adalah adanya perbedaan karunia sumber antarnegara merupakan salah satu landasan teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional, khususnya teori H-O. Oleh karena teori   H-O menekankan saling keterkaitan antara perbedaan proporsi penggunaannya dalam memproduksi berbagai macam barang, maka teori tersebut seringjkali disebut sebagai teori proporsi faktor (factor proportion theory).

Setelah itu ada Teori Product Life Cycle atau yang biasa disebut Teori Siklus Kehidupan Produk. Penggunaan model Siklus Kehidupan Produk dalam teori perdagangan intemasional atau yang disebut Teori Product Life Cycle, dikemukakan oleh Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Investment and International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten years After (1981). Nah, Teori Product Life-Cycle merupakan suatu yang sederhana tetapi sangat bermanfaat untuk menganalisis kondisi sebuah produk dan strategi-strategi apa yang nantinya akan diterapkan pada setiap kondisi yang dialami sebuah produk.

Siklus Hidup Sebuah produk dalam pemasaran itu sendiri mempunyai empat tahapan, antara lain :
1. Introductions alias tahap perkenalan, ini merupakan tahap awal setelah perusahaan hendak menjual sebuah produk baru.
2. Growth alias perkembangan, produk yang tadinya baru diluncurkan sudah mulai dikenal oleh banyak orang, penjualannya pun mulai meningkat karena banyaknya permintaan.
3.  Mature alias matang, ibarat mangga udah matang kalau tidak segera di petik bentar lagi malah busuk di pohon, malah kadang emang yang mateng gak di petik karena orang sudah berubah selera suka sama yang mengkel-mengkel (kaya siapa yah suka sama yang mengkel-mengekel?)
4. Decline alias kemerosotan, mangga yang tadi gak buru-buru dipetik sekarang akhirnya busuk. Harusnya sebelum mangga yang mateng tadi, jika yang punya pohon sudah mengetahui bahwa selera pasar berubah menjadi menyukai mangga sekel, maka seharusnya pemilik pohon memetik mangga mateng dan mengubahnya menjadi produk lain dengan insting inovasinya, bisa dijadikan jus, selai, atau apa gitu.

Nah, intinya pada saat mangga sudah mulai matang, insting inovasilah yang bermain disini. Setiap kondisi mengharuskan kita menggunakan strategi pemasaran yang berbeda, kita dapat mengacu kepada teori-teori pemasaran yang ada, atau dengan menggunakan insting pemasaran kita.


Fitri Rosvianti
1701361636


Sumber:
http://ok-review.com/pengertian-teori-faktor-proporsi-dari-heckscher-ohlin/
http://www.ekomarwanto.com/201208/daur-hidup-produk-product-life-cycle.html

Monday, April 28, 2014

Keuntungan Komperatif > keuntungan Absolut

Mengapa begitu superior ? dikarenakan :

karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan revitalisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki cost upah tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau cost upah. Karena adanya pembatsan faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak dengan bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan di barter dengan barang dari negara lain. pada intinya keuntungan komparatif dapat di definisikan bahwa suatu negara akan memilih dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mananegara tersebut memiliki keunggulan komparatif di banding yang tidak.

Oleh Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagai berikut:
Bahwa suatu negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mananegara tersebut memiliki keunggulan komparatif.( Budiono, 1990:35)

Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah daripada barang lainnya. ( Charles P.Kidlleberger dan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahan Burhanuddin Abdullah,1991:30)

Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan negara lainnya.


Andrew
1701361756

sumber :
http://endyndyindy.blogspot.com/2012/12/hakekat-bisnis-teori-keunggulan.html
wikipedia




Sunday, April 27, 2014

Teori Keunggulan Absolut dan Teori Keunggulan Komparatif


Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang Teori Keunggulan Absolut dan Teori Keunggulan Komparatif. Nah, yang pertama akan dibahas yaitu Teori Keunggulan Absolut. Teori yang dikemukakan oleh Adam Smith ini dikenal sebagai teori murni perdagangan internasional. Dalam bukunya The Wealth of Nation, Adam Smith menganjurkan perdagangan bebas sebagai kebijakan yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara. Dalam perdagangan bebas, setiap negara dapat menspesialisasikan diri dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan mutlak/absolut dan mengimpor komoditi yang memperoleh kerugian mutlak. Dengan spesialisasi, masing-masing negara dapat meningkatkan pertambahan produksi dunia yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama melalui perdagangan internasional. Jadi melalui perdagangan internasional yang berdasarkan keunggulan mutlak, masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan akan memperoleh keuntungan yang serentak melalui spesialisasi, bukan dari pengorbanan negara lain.

Suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, yang negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain yang negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak (absolut disadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor / mengimpor suatu jenis barang, jika negara tersebut dapat / tidak dapat memproduksinya lebih dan efisien atau lebih murah dibandingkan negara lain.

Contohnya:

Ada dua negara, yaitu Indonesia dan Jepang. Kedua negara tersebut mengadakan hubungan dibidang perdagangan internasonal. Adapun jenis barang yang diperdagangkan, yaitu kain dan televisi.
Perbandingan hasil produk kedua negara:


           Negara

Jam Kerja per Satuan Output
Daftar Tukar
dalam Negeri
Kain (meter)
Televisi (unit)
Indonesia


Jepang
60


20
30


60
1 meter kain = ½ unit televise

1 meter kain = 3 unit televisi

Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia dapat menghasilkan kain lebih banyak daripada Jepang, yaitu sebanyak 60 meter. Adapun Jepang lebih banyak menghasilkan televise daripada Indonesia, yaitu 60 menit. Dengan demikian dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi kain. Oleh karena itu, perdagangan internasional antara Indonesia dan Jepang dapat dilakukan dengan cara Indonesia mengekspor kain ke Jepang dan sebaliknya, Jepang mengekspor televise ke Indonesia.

Setelah membahas Teori Keunggulan Absolut, yang akan dibahas selanjutnya yaitu Teori Keunggulan Komparatif . Teori keunggulan komparatif dari David Ricardo dan John Stuart Mill ini dapat dianggap sebagai kritik sekaligus penyempurnaan atas teori keunggulan absolut dari Adam Smith. Menurut Teori Keunggulan Komparatif, suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu apabila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan diri pada impor barang apabila negara tersebut memiliki kerugian komparatif  (comparative disadvantage). Dengan kata lain, suatu negara akan melakukan ekspor barang jika barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor jika barang tersebut diproduksi dengan biaya lebih tinggi.

Contohnya:
Ada dua negara, yaitu Indonesia dan Bangladesh, dan terdapat dua jenis barang yaitu beras dan kain. Di Indonesia untuk memproduksi 1 unit beras seseorang hanya membutuhkan 9 hari kerja, dan untuk memproduksi 1 unit kain diperlukan waktu 3 hari kerja. Di Bangladesh, untuk memproduksi 1 unit beras dan 1 unit kain diperlukan masing-masing waktu 12 dan 18 hari kerja.

Negara
Produksi: Jumlah Jam Kerja per Unit

Dasar Tukar dalam Negeri
Beras (ton)

Kain (meter)
Indonesia



Bangladesh
9



12
3



18
1 meter kain = 3 ton beras

1 meter kain = 0,67 ton beras
1 ton beras = 0,33 meter kain

1 ton beras = 1,5 meter kain

Menurut Adam Smith, perdagangan internasional antara kedua negara tidak akan terjadi,  karena Indonesia memiliki keunggulan mutlak atas beras maupun kain, sehingga akan lebih murah bagi Indonesia untuk menukar atau mendapatkan kedua barang tersebut di dalam negeri. Namun, menurut David Ricardo, perdagangan internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara akan tetap terjadi selama masih ada perbedaan biaya relatif dalam memproduksi kedua barang tersebut.

Dari Tabel diatas terlihat bahwa Bangladesh memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Bangladesh. Namun, secara komparatif masih memungkinkan terjadinya perdagangan dengan melihat dasar tukar dalam negeri masing-masing.

Indonesia dalam memproduksi 1 meter kain harus mengorbankan 3 ton beras dan untuk memproduksi 1 ton beras harus mengorbankan 0,33 meter kain. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada beras karena pengorbanannya lebih kecil. Bangladesh untuk memproduksi 1 meter kain harus mengorbankan 0,67 ton beras dan untuk memproduksi 1 ton beras harus mengorbankan 1,5 meter kain, karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan demikian, berdasarkan perhitungan tersebut masih memungkinkan bagi kedua negara untuk melakukan kerjasama perdagangan internasional.


Fitri Rosvianti
1701361636


Sumber:
http://mariswadika.blogspot.com/2011/12/ekonomi-internasional-teori-keunggulan.html?m=1
http://books.google.co.id/books?id=YdFDu158aF4C&pg=PA65&lpg=PA65&dq=contoh+dari+keunggulan+komparatif+david+ricardo+vs+keunggulan+absolut&source=bl&ots=Sxt2o632va&sig=BQP15HtiaZOpRydUtEoVF5WqSDQ&hl=en&sa=X&eidQBdU-XUF8bc8AXE8oGoBA&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false