Sunday, April 27, 2014

Teori Keunggulan Absolut dan Teori Keunggulan Komparatif


Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang Teori Keunggulan Absolut dan Teori Keunggulan Komparatif. Nah, yang pertama akan dibahas yaitu Teori Keunggulan Absolut. Teori yang dikemukakan oleh Adam Smith ini dikenal sebagai teori murni perdagangan internasional. Dalam bukunya The Wealth of Nation, Adam Smith menganjurkan perdagangan bebas sebagai kebijakan yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara. Dalam perdagangan bebas, setiap negara dapat menspesialisasikan diri dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan mutlak/absolut dan mengimpor komoditi yang memperoleh kerugian mutlak. Dengan spesialisasi, masing-masing negara dapat meningkatkan pertambahan produksi dunia yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama melalui perdagangan internasional. Jadi melalui perdagangan internasional yang berdasarkan keunggulan mutlak, masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan akan memperoleh keuntungan yang serentak melalui spesialisasi, bukan dari pengorbanan negara lain.

Suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, yang negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain yang negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak (absolut disadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor / mengimpor suatu jenis barang, jika negara tersebut dapat / tidak dapat memproduksinya lebih dan efisien atau lebih murah dibandingkan negara lain.

Contohnya:

Ada dua negara, yaitu Indonesia dan Jepang. Kedua negara tersebut mengadakan hubungan dibidang perdagangan internasonal. Adapun jenis barang yang diperdagangkan, yaitu kain dan televisi.
Perbandingan hasil produk kedua negara:


           Negara

Jam Kerja per Satuan Output
Daftar Tukar
dalam Negeri
Kain (meter)
Televisi (unit)
Indonesia


Jepang
60


20
30


60
1 meter kain = ½ unit televise

1 meter kain = 3 unit televisi

Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia dapat menghasilkan kain lebih banyak daripada Jepang, yaitu sebanyak 60 meter. Adapun Jepang lebih banyak menghasilkan televise daripada Indonesia, yaitu 60 menit. Dengan demikian dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi kain. Oleh karena itu, perdagangan internasional antara Indonesia dan Jepang dapat dilakukan dengan cara Indonesia mengekspor kain ke Jepang dan sebaliknya, Jepang mengekspor televise ke Indonesia.

Setelah membahas Teori Keunggulan Absolut, yang akan dibahas selanjutnya yaitu Teori Keunggulan Komparatif . Teori keunggulan komparatif dari David Ricardo dan John Stuart Mill ini dapat dianggap sebagai kritik sekaligus penyempurnaan atas teori keunggulan absolut dari Adam Smith. Menurut Teori Keunggulan Komparatif, suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu apabila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan diri pada impor barang apabila negara tersebut memiliki kerugian komparatif  (comparative disadvantage). Dengan kata lain, suatu negara akan melakukan ekspor barang jika barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor jika barang tersebut diproduksi dengan biaya lebih tinggi.

Contohnya:
Ada dua negara, yaitu Indonesia dan Bangladesh, dan terdapat dua jenis barang yaitu beras dan kain. Di Indonesia untuk memproduksi 1 unit beras seseorang hanya membutuhkan 9 hari kerja, dan untuk memproduksi 1 unit kain diperlukan waktu 3 hari kerja. Di Bangladesh, untuk memproduksi 1 unit beras dan 1 unit kain diperlukan masing-masing waktu 12 dan 18 hari kerja.

Negara
Produksi: Jumlah Jam Kerja per Unit

Dasar Tukar dalam Negeri
Beras (ton)

Kain (meter)
Indonesia



Bangladesh
9



12
3



18
1 meter kain = 3 ton beras

1 meter kain = 0,67 ton beras
1 ton beras = 0,33 meter kain

1 ton beras = 1,5 meter kain

Menurut Adam Smith, perdagangan internasional antara kedua negara tidak akan terjadi,  karena Indonesia memiliki keunggulan mutlak atas beras maupun kain, sehingga akan lebih murah bagi Indonesia untuk menukar atau mendapatkan kedua barang tersebut di dalam negeri. Namun, menurut David Ricardo, perdagangan internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara akan tetap terjadi selama masih ada perbedaan biaya relatif dalam memproduksi kedua barang tersebut.

Dari Tabel diatas terlihat bahwa Bangladesh memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Bangladesh. Namun, secara komparatif masih memungkinkan terjadinya perdagangan dengan melihat dasar tukar dalam negeri masing-masing.

Indonesia dalam memproduksi 1 meter kain harus mengorbankan 3 ton beras dan untuk memproduksi 1 ton beras harus mengorbankan 0,33 meter kain. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada beras karena pengorbanannya lebih kecil. Bangladesh untuk memproduksi 1 meter kain harus mengorbankan 0,67 ton beras dan untuk memproduksi 1 ton beras harus mengorbankan 1,5 meter kain, karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan demikian, berdasarkan perhitungan tersebut masih memungkinkan bagi kedua negara untuk melakukan kerjasama perdagangan internasional.


Fitri Rosvianti
1701361636


Sumber:
http://mariswadika.blogspot.com/2011/12/ekonomi-internasional-teori-keunggulan.html?m=1
http://books.google.co.id/books?id=YdFDu158aF4C&pg=PA65&lpg=PA65&dq=contoh+dari+keunggulan+komparatif+david+ricardo+vs+keunggulan+absolut&source=bl&ots=Sxt2o632va&sig=BQP15HtiaZOpRydUtEoVF5WqSDQ&hl=en&sa=X&eidQBdU-XUF8bc8AXE8oGoBA&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

No comments:

Post a Comment