Sunday, April 20, 2014

Merkantilisme, Strukturalisme, dan Liberalisme. Manakah yang Terbaik?


Pada postingan blog kali ini saya akan membahas tentang beberapa perspektif yaitu merkantilisme, strukturalisme, dan liberalisme. Diantara ketiga perspektif tersebut, manakah yang terbaik dalam menjelaskan perdagangan internasional? Sebelum kita menentukan mana yang terbaik, ada baiknya kita mengetahui lebih dalam lagi ketiga perspektif tersebut.

Pertama saya akan membahas tentang merkantilisme. Merkantilisme merupakan suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan untuk memperbanyak aset dan modal yang dimiliki oleh suatu negara. Merkantilisme tertuang dalam peraturan negara yang berbentuk proteksionime dan politik kolonial demi neraca perdagangan yang menguntungkan. Pemerintah negara mendukung ekspor dengan insentif dan menghadang import dengan tarif. Kekayaan dan kemakmuran suatu negara diukur dari perbandingan ekspor impornya yang digambarkan dengan jumlah kapital dari logam mulia, mineral berharga dan komoditas lainnya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan di mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung. Dengan adanya keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar & diimbangi secara tunai dengan emas.

Setelah itu ada juga strukturalisme. Strukturalisme merupakan suatu paham yang menolak ketidakseimbangan struktural sebagai sumber ketidakadilan sosial ekonomi. Dalam paham ini mengungkapkan serta mengusut ketidakseimbangan struktural yang berkaitan dengan pemusatan penguasaan dan kepemilikan aset ekonomi, ketidakseimbangan distribusi pendapatan, produktivitas dan kesempatan ekonomi. Ditegaskan juga bahwa kaum strukturalis cenderung menolak mekanisme pasar bebas. Itu dikarenakan pasar bebas menumbuhkan ketidakadilan sosial ekonomi. Kaum strukturalis tidak hanya menunjukkan kelemahan dari ekonomi neoklasikal, tetapi juga mengoreksi bahkan menolak sebagian dari asumsi-asumsinya. Kegagalan pasar dalam mewujudkan an invisible hand merupakan salah satu wujud tidak terselesaikannya micro-macro rift. Istilah an invisible hand itu sendiri tidak pernah terjadi. Pemikiran kaum klasik dimana penawaran menciptakan permintaannya sendiri ternyata tidak sejalan dengan kenyataannya. Jika perusahaan memproduksi terus-menerus dengan ekspektasi penawarannya akan diserap oleh permintaan dari konsumen tidaklah sesuai, karena pada kenyataannya beberapa konsumen tidak memiliki daya beli. Sehingga banyak produk-produk perusahaan tidak laku terjual yang berdampak bangkrutnya perusahaan tersebut.

Dan yang terakhir yaitu liberalisme. Liberalisme merupakan suatu paham yang menjunjung tinggi terhadap kebebasan dalam segala bidang. Salah satunya yaitu di bidang ekonomi. Dalam bidang ekonomi, golongan liberal menghendaki adanya sistem ekonomi bebas. Tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan berusaha, memilih mata pencaharian yang disukai, mengumpulkan harta benda , dan lain-lain. Pemerintah tidak boleh ikut campur tangan karena masalah itu masalah individu. Semboyan kaum liberal ialah laisser faire, laisser passer, le monde va de luimeme, artinya produksi bebas, perdagangan bebas, dunia akan berjalan sendiri. Secara umum paham ini ingin menciptakan sebuah masyarakat yang menjamin adanya kebebasan berfikir, berpolitik dan kebebasan dalam memiliki harta benda bagi setiap orang.


Nah, setelah dibahas masing-masing perspektif diatas. Menurut saya kesimpulannya yaitu liberalisme lah yang merupakan perspektif terbaik. Itu karena liberalisme memberi kebebasan bagi setiap orang untuk memiliki sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian, dan juga sangat membantu dalam mempermudah perdagangan internasional.



Fitri Rosvianti
1701361636

Sumber:
http://mira-dymas-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-75071-Teori%20Hubungan%20Internasional-Liberalisme.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme
http://gabriela-n-p-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-42313-Ekonomi%20Politik%20Internasional-Pendekatan%20utama%20dalam%20Ekonomi%20Politik%20Internasional%20:%20%20Liberalisme,%20Marxisme,%20Nasionalisme.html

No comments:

Post a Comment