Tuesday, May 13, 2014

Teori Heckscher-Ohlin dan Teori Product Life-Cycle

Pada postingan blog kali ini saya akan membahas tentang Teori Heckscher-Ohlin (H-O) dan Teori Product Life-Cycle. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

Menurut teori H-O juga adanya hubungan perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara, selain disebabkan oleh perbedaan produktivitas tenaga kerja juga disebabkan oleh adanya perbedaan karunia sumber daya, atau variasi dalam kepemilikan sumber daya di negara yang satu dengan yang di miliki oleh negara lain.


Salah satu contoh mengenai perbedaan kepemilikan sumber daya dapat dilihat pada pola perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat. Selama ini Kanada mengekspor hasil-hasil hutan ke Amerika Serikat tidak berarti bahwa tenaga kerja pada sektor kehutanan di Kanada lebih produktif dibanding tenaga kerja Amerika Serikat, akan tetapi karena jumlah penduduk Kanada yang relatif sedikit mempunyai hutan per kapita yang lebih luas dari pada Amerika Serikat. Dengan kelimpahan sumber daya hutan, maka Kanada lebih produktif dalam menghasilkan kayu. Gagasan yang menyatakan bahwa sumber utama perdagangan internasional adalah adanya perbedaan karunia sumber antarnegara merupakan salah satu landasan teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional, khususnya teori H-O. Oleh karena teori   H-O menekankan saling keterkaitan antara perbedaan proporsi penggunaannya dalam memproduksi berbagai macam barang, maka teori tersebut seringjkali disebut sebagai teori proporsi faktor (factor proportion theory).

Setelah itu ada Teori Product Life Cycle atau yang biasa disebut Teori Siklus Kehidupan Produk. Penggunaan model Siklus Kehidupan Produk dalam teori perdagangan intemasional atau yang disebut Teori Product Life Cycle, dikemukakan oleh Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Investment and International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten years After (1981). Nah, Teori Product Life-Cycle merupakan suatu yang sederhana tetapi sangat bermanfaat untuk menganalisis kondisi sebuah produk dan strategi-strategi apa yang nantinya akan diterapkan pada setiap kondisi yang dialami sebuah produk.

Siklus Hidup Sebuah produk dalam pemasaran itu sendiri mempunyai empat tahapan, antara lain :
1. Introductions alias tahap perkenalan, ini merupakan tahap awal setelah perusahaan hendak menjual sebuah produk baru.
2. Growth alias perkembangan, produk yang tadinya baru diluncurkan sudah mulai dikenal oleh banyak orang, penjualannya pun mulai meningkat karena banyaknya permintaan.
3.  Mature alias matang, ibarat mangga udah matang kalau tidak segera di petik bentar lagi malah busuk di pohon, malah kadang emang yang mateng gak di petik karena orang sudah berubah selera suka sama yang mengkel-mengkel (kaya siapa yah suka sama yang mengkel-mengekel?)
4. Decline alias kemerosotan, mangga yang tadi gak buru-buru dipetik sekarang akhirnya busuk. Harusnya sebelum mangga yang mateng tadi, jika yang punya pohon sudah mengetahui bahwa selera pasar berubah menjadi menyukai mangga sekel, maka seharusnya pemilik pohon memetik mangga mateng dan mengubahnya menjadi produk lain dengan insting inovasinya, bisa dijadikan jus, selai, atau apa gitu.

Nah, intinya pada saat mangga sudah mulai matang, insting inovasilah yang bermain disini. Setiap kondisi mengharuskan kita menggunakan strategi pemasaran yang berbeda, kita dapat mengacu kepada teori-teori pemasaran yang ada, atau dengan menggunakan insting pemasaran kita.


Fitri Rosvianti
1701361636


Sumber:
http://ok-review.com/pengertian-teori-faktor-proporsi-dari-heckscher-ohlin/
http://www.ekomarwanto.com/201208/daur-hidup-produk-product-life-cycle.html

No comments:

Post a Comment